Rabu, 25 Februari 2009

Allah lah tujuan akhir kita ....

Allah lah tujuan kita ...
Ya betul. Betapa naifnya kita ya ... Berpuluh tahun, berjuta kali kita ucapkan janji pada Allah tapi aku baru 'ngeh' banget kemarin usai ikut sebuah training.Dan kalau sudah kita sadari benar tujuan akhir itu, Subhanallah ... tak kan gentar kita menghadapi dunia. Nah pertanyaan besarku adalah .... benarkah aku tak kan gentar ?Benarkah aku tak kan lagi putus asa? Bisakah aku melangkah tanpa keluh dan rasa susah ? Wow ! Tantangan nih !
Rasanya memang harus ada trik biar tujuan akhir itu ga goyah atau bahkan melenceng. Aku coba susun trik khusus.
Pertama aku harus membuat daftar hal2 yang patut aku syukuri. Dengan itu aku bisa tersenyum lebih lebar. Subhanallah ... ternyata banyak sekali yang harus aku syukuri. Dari kesehatan, teman-teman yang oke hingga dapat tukang ojek langganan yang baik. He .. he .. he .
Kedua, aku buat prioritas kegunaan. Artinya, kalau ada satu kenikmatan kita peroleh kenikmatan itu harus memberi manfaat buat tujuan akhir kita. Kalau dapat teman-teman oke berarti kita harus produktif dalam bekerja dan kita harus menjadi teman yang oke juga buat teman-teman kita. Kita harus bisa diandalkan dan banyak memberi manfaat buat mereka. Dengan cara itu tanpa aku sadari aku sudah menjadikan diriku pribadi menyenangkan dan bermanfaat. Bukankah itu tiket untuk berjumpa pada Allah ?
Ketiga, aku pun tak boleh lupa membuat target peningkatan buat aku sendiri. Hidup harus ada progress dong. Ikhtiar gitu loh ! Kalau hari ini cuma solat wajib tak ada salahnya besok ditambah satu sunnah. Ya kan ...
Udah tiga langkah saja dulu. Yang tiga langkah itu harus bisa saya kerjakan dengan senang hati dan gembira ria. Ta' ellah ... Optimis dong ! Harapan kan doa juga lho ...
Masyallah ! Terlambat ga sih ...? Eh tapi kan harus optimis .. ya sudah ... langkah sudah aku tetapkan ... tujuan sudah jelas ...harapan segunung ... tunggu apalagi !
Doaku ... mudah2mudahan Allah memudahkan langkah ini.

Allahlah tujuan kita .....

Selasa, 17 Februari 2009

Maka ... senyumlah ...


Langkah harus lebih bergegas memang,

Namun sejumput embun di ujung daun bambu

Tak layak dilewatkan begitu saja.

Sesap dulu saja sejuknya.

Nikmati kilau mutiaranya.

Kerna disitulah kan tampak

Keindahan luar biasa dari pesona pagi.

Dari itu pulalah syukur tak terkira ini terpanjat.

Betapa pagi dengan kebugaran

Adalah hiasan tak terkata

Adalah kebahagiaan tak terhingga

Maka tunggu apalagi ...

.... senyumlah ....







Senin, 14 Januari 2008

2008 ku

ada tebaran ragu
ada luapan tanya